Ini adalah hari ketika hasil pertandingan terlihat tak terlalu penting bagi Barcelona. Apa yang sebenarnya terjadi di Katalunya dan di laga Barcelona kontra Las Palmas?
ViralNetTV.com - Sergio Busquets membuka keunggulan Barcelona di awal babak kedua pertandingan kontra Las Palmas, tapi hanya sedikit tepuk tangan yang terdengar dari dalam Camp Nou.
Hal yang sama terjadi ketika Lionel Messi menambah keunggulan Barca menjadi 2-0 di menit ke-70 dengan cara yang begitu elegan.
Pun sama ketika ia mencetak gol keduanya tujuh menit berselang. Tak ada keriuhan yang biasa kita dengar dari stadion berkapasitas 90an ribu tempat duduk ini.
Ini bukan karena para suporter Barcelona sedang melakukan aksi diam di dalam stadion – mereka bahkan tidak ada di dalam stadion.
Ini juga bukan karena mereka melakukan boikot kepada klub; mereka bukan tidak mau masuk, mereka tidak bisa masuk. Bukan karena klub sedang dihukum oleh La Liga, tapi karena alasan bentuk ‘protes’ klub kepada otoritas yang berwenang di sepakbola tertinggi Spanyol itu.
Katalunya memang sedang begitu panas pada hari Minggu (1/10/2017) kemarin. Situasi panas itu sudah terjadi sejak matahari bahkan baru terbit di Spanyol.
Keinginan sebagian besar warga Katalunya untuk melakukan referendum ditentang oleh pemerintah Spanyol, yang didukung oleh keputusan Mahkamah Konstitusi-nya Spanyol, yang memutuskan beberapa waktu yang lalu bahwa niat Katalunya untuk melakukan referendum tidak konstitusional.
Pemerintah Spanyol kemudian mengirim ribuan petugas kepolisian untuk melaksanakan putusan hakim. Mereka dikerahkan ke tempat-tempat pemungutan suara untuk merebut paksa surat dan kotak suara karena alasan referendum ini ilegal.
Pemerintah Katalunya sendiri memang tetap berniat menjalankan referendum meski ada keputusan hakim konstitusi, dan pada hari yang ditentukan, ribuan warga Katalunya sudah berkumpul di titik-titik pengambilan suara sejak subuh.
Kondisi kemudian kian memanas. Semakin parah ketika polisi kemudian melakukan aksi kekerasan ke warga yang berkumpul dan meneriaki para petugas kepolisian.
Situasi tak terkendali terjadi di penjuru Katalunya, dan media sosial pun penuh dengan cuplikan kekerasan yang dilakukan oleh polisi kepada para warga sipil (bahkan juga kepada petugas pemadam kebakaran yang berusaha melindungi warga).
Katalunya rusuh di segala penjuru pada hari Minggu (1/10/2017) kemarin
Situasi inilah yang membuat FC Barcelona berinisiatif untuk meminta kepada otoritas La Liga agar pertandingan melawan Las Palmas ditunda.
Bagi Barca, tak mungkin menggelar pertandingan dengan situasi yang tak kondusif di daerah mereka. Tapi pihak La Liga menolak permintaan itu.
Menurut laporan yang beredar, jika Barcelona bersikeras untuk memaksa penundaan pertandingan, mereka bisa mendapatkan hukuman berupa pengurangan poin dan dianggap kalah walk-out.
Inilah yang kemudian membuat pihak klub memutuskan mengambil langkah berikutnya: oke, pertandingan tetap digelar. Tapi tanpa penonton.
Mengapa? Bisa dibilang, ini adalah ‘langkah politis’ klub untuk memprotes atas aksi represif pemerintah Spanyol dan juga keputusan La Liga untuk menolak penundaan pertandingan.
“Kami sangat sedih atas apa yang terjadi,” kata Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, kepada Barca TV seperti dikutip Sport.
“Masalahnya yang membuat kami khawatir adalah minimnya kebebasan untuk berekspresi, ini membuat kami kecewa. Tapi alih-alih menunda pertandingan, kami memutuskan untuk bertanding dalam kondisi yang tak biasa: tanpa fans. Dan kami ingin memberikan dukungan kami pada semua orang.”
Bartomeu kemudian mengatakan bahwa keputusan ini bukan karena kekhawatiran akan adanya kekacauan di tribun. “Keamanan sudah terjamin, kok. Polisi setempat sudah menjaminnya,” katanya.
“Kami berusaha meminta penundaan pertandingan kepada La Liga, tetapi mereka menolaknya. Jadi kami memutuskan untuk bertanding tanpa suporter agar seluruh dunia bisa melihat situasi di Katalunya dan bagaimana kami menderita.”
Keputusan ini memang begitu mendadak karena, apa boleh buat, pertandingan ini digelar di hari yang sama dengan pengambilan suara referendum – yang berakhir dengan kekacauan.
Tak heran jika menjelang pertandingan, ribuan suporter tetap datang ke stadion meski mereka tak bisa masuk.
Langkah politik Barcelona juga tak berhenti sampai di situ.
Meski saat bertanding mereka menggunakan seragam kandang mereka, saat melakukan pemanasan, masuk ke lapangan, dan melakukan foto tim, mereka menggunakan seragam lain yang berwarna kuning-merah Senyera – warna bendera Katalunya.
Papan skor di Camp Nou yang kosong pun menampilkan tulisan ‘Democracia’ sebagai perwujudan protes atas dibungkamnya demokrasi di Katalunya hari itu.
Las Palmas sendiri kabarnya menggunakan emblem bendera Spanyol kecil di bagian dada seragam mereka khusus untuk pertandingan ini.
Menariknya, meski ini terlihat sebagai jalan tengah yang adil, apa yang dilakukan oleh Barcelona Minggu kemarin tidak serta merta diterima oleh semua orang.
Wakil Presiden Barcelona, Carles Vilarrubi, dikabarkan mengundurkan diri karena keputusan menyelenggarakan pertandingan tanpa suporter. Pep Guardiola juga mengatakan, “Kalau saya, saya lebih baik tidak memainkan pertandingan itu.
Kalaupun akhirnya harus bermain di pertandingan itu, pertandingan harus digelar secara publik, dengan segala konsekuensinya,” saat diwawancarai Catalunya Radio.
Kelompok suporter Barcelona, Grada d’animacio, juga menuntut pertandingan tak digelar dan mengancam akan menginvasi lapangan jika pertandingan tetap dilaksanakan.
Pada akhirnya, memang ada satu orang suporter yang melakukan invasi ke dalam lapangan, meski tak jelas apakah ia adalah anggota Grada d’animacio atau bukan.
Barcelona pada akhirnya memenangi pertandingan dengan skor 3-0, tapi kemenangan ini jadi terlihat tak terlalu penting dengan segala hal yang terjadi di luar lapangan pada hari Minggu kemarin.
Sumber: fourfourtwo.com
Stadion hanya diisi oleh pejabat klub, pemain, jurnalis, dan polisi
Mengapa? Bisa dibilang, ini adalah ‘langkah politis’ klub untuk memprotes atas aksi represif pemerintah Spanyol dan juga keputusan La Liga untuk menolak penundaan pertandingan.
“Kami sangat sedih atas apa yang terjadi,” kata Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, kepada Barca TV seperti dikutip Sport.
“Masalahnya yang membuat kami khawatir adalah minimnya kebebasan untuk berekspresi, ini membuat kami kecewa. Tapi alih-alih menunda pertandingan, kami memutuskan untuk bertanding dalam kondisi yang tak biasa: tanpa fans. Dan kami ingin memberikan dukungan kami pada semua orang.”
Bartomeu kemudian mengatakan bahwa keputusan ini bukan karena kekhawatiran akan adanya kekacauan di tribun. “Keamanan sudah terjamin, kok. Polisi setempat sudah menjaminnya,” katanya.
“Kami berusaha meminta penundaan pertandingan kepada La Liga, tetapi mereka menolaknya. Jadi kami memutuskan untuk bertanding tanpa suporter agar seluruh dunia bisa melihat situasi di Katalunya dan bagaimana kami menderita.”
Keputusan ini memang begitu mendadak karena, apa boleh buat, pertandingan ini digelar di hari yang sama dengan pengambilan suara referendum – yang berakhir dengan kekacauan.
Tak heran jika menjelang pertandingan, ribuan suporter tetap datang ke stadion meski mereka tak bisa masuk.
Ribuan orang tak bisa masuk ke dalam Camp Nou
Langkah politik Barcelona juga tak berhenti sampai di situ.
Meski saat bertanding mereka menggunakan seragam kandang mereka, saat melakukan pemanasan, masuk ke lapangan, dan melakukan foto tim, mereka menggunakan seragam lain yang berwarna kuning-merah Senyera – warna bendera Katalunya.
Papan skor di Camp Nou yang kosong pun menampilkan tulisan ‘Democracia’ sebagai perwujudan protes atas dibungkamnya demokrasi di Katalunya hari itu.
Las Palmas sendiri kabarnya menggunakan emblem bendera Spanyol kecil di bagian dada seragam mereka khusus untuk pertandingan ini.
Menariknya, meski ini terlihat sebagai jalan tengah yang adil, apa yang dilakukan oleh Barcelona Minggu kemarin tidak serta merta diterima oleh semua orang.
Wakil Presiden Barcelona, Carles Vilarrubi, dikabarkan mengundurkan diri karena keputusan menyelenggarakan pertandingan tanpa suporter. Pep Guardiola juga mengatakan, “Kalau saya, saya lebih baik tidak memainkan pertandingan itu.
Kalaupun akhirnya harus bermain di pertandingan itu, pertandingan harus digelar secara publik, dengan segala konsekuensinya,” saat diwawancarai Catalunya Radio.
Kelompok suporter Barcelona, Grada d’animacio, juga menuntut pertandingan tak digelar dan mengancam akan menginvasi lapangan jika pertandingan tetap dilaksanakan.
Pada akhirnya, memang ada satu orang suporter yang melakukan invasi ke dalam lapangan, meski tak jelas apakah ia adalah anggota Grada d’animacio atau bukan.
Barcelona pada akhirnya memenangi pertandingan dengan skor 3-0, tapi kemenangan ini jadi terlihat tak terlalu penting dengan segala hal yang terjadi di luar lapangan pada hari Minggu kemarin.
Sumber: fourfourtwo.com
Advertisement
EmoticonEmoticon